Minggu, 05 April 2009

PEMBELAJARAN INOVATIF OUTBOND SAINS SEBAGAI SARANA MEWUJUDKAN MEANINGFUL LEARNING

ABSTRAKSains merupakan caramencari tahu tentang alam sekitar secara sistematis untuk mengusai pengetahuan,fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikapilmiah. Pendidikan sains bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri danalam sekitar. Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsungdan kegiatan praktis untuk mengembangkan kompetensi agar siswa memahami alamsekitar secara ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuatsehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebihmendalam tentang alam sekitar.Idealnya, pembelajaran sains digunakan sebagai wahana bagi siswa untukmenjadi ilmuwan, terutama siswa SD. Melalui pembelajaran sains di sekolah siswadilatih berpikir, membuat konsep ataupun dalil melalui pengamatan, dan percobaan.Namun ha tersebut berbeda dengan realita di lapangan masih terkendala untukmewujudkan idealita tersebut.Kajian ini bertujuan menggali bagaimana lingkungan pembelajaran lebihmenarik dengan memunculkan penggunaan pembelajaran inovatif melalui outbondsains sebagai sarana mewujudkan meaningful learning. Pada dasarnya, diskusi inidifokuskan pada kemanfaatan outbond dalam membelajarkan siswa menjadi manusiaseutuhnya, yang dapat menginternalisasikan dimensi spiritual ke dalam kegiatanbelajar siswa.A. PendahuluanPesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (ipteks) saat inimengakibatkan perubahan-perubahan di berbagai bidang kehidupan. Mulyasa (2008:9) mengemukakan bahwa pendidikan harus dapat memenuhi tuntutan dan kebutuhanmasyarakat, terutama dalam kaitannya dengan permasalahan-permasalahanperkembangan ipteks. Kesuksesan pendidikan anak Indonesia merupakan ujungtombak kemajuan bangsa Indonesia untuk dapat bersaing dengan negara lain.Realita proses pembelajaran di kelas tradisional, siswa kurang didorong untukmengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelasdidominasi oleh kegiatan belajar yang hanya mengarahkan siswa untuk menghafalinformasi saja, otak siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagaiinformasi. Siswa tidak dituntut untuk memahami dan menghubungkan informasi yangdiingatnya itu dengan kehidupan sehari-hari siswa. Pembelajaran dengan menerapkanpendekatan tersebut kurang mendorong siswa untuk dapat mengembangkankemampuan berpikir. Sebagaimana yang diungkapkan Mary (2002: 1) bahwaThinking outside the box is sometimes difficult when students and teachers areworking within the constraints of a traditional classroom. Students especiallyhave their outlooks limited by classroom walls because they often do not yethave a wide perspective on the potential for their actions to have civicconsequences.Saat ini pembelajaran yang dilakukan masih belum bermakna. Hal inisebagaimana diungkapkan Abdurrahman (2007: 100) bahwa selama mengikutipembelajaran di sekolah siswa jarang bersentuhan dengan pendidikan nilai yangberorientasi pada pembentukan watak dan kepribadian. Hal tersebut mengakibatkanpembelajaran kurang bermakna dan juga mengakibatkan siswa kurang termotivasiuntuk mempelajari sains yang ditunjukkan dengan sikap bosan mengikuti prosespembelajaran sehingga sains kurang berkesan dalam benak mereka (Martin, et al.,2005: 6). Oleh karena itu, perlu suatu pendekatan pembelajaran yang sesuai dengantahap perkembangan intelektual siswa dan dapat memberikan makna bagi siswauntuk dapat menjadi manusia seutuhnya. Pembelajaran dengan outbond sainsmemungkinkan siswa mengalami langsung konsep yang dipelajari sertamengembangkan penalaran logis dan mengajarkan siswa untuk menguasai nilai-nilaispiritual, emosional dan intelektual secara optimal. Hal itu dikarenakan materipembelajaran dapat dirangkum menjadi kegiatan yang dekat dengan pengalamansiswa dalam kesehariannya sehingga menjadi bermakna bagi kehidupan.B. Pembahasan1. Pembelajaran InovatifInovasi pendidikan (education innovation) adalah pembaharuan pendidikansecara parsial berskala sekolah atau kelas, dengan objek pembaharuan mengenai salahsatu komponen pendidikan (Sukardjo & Das Salirawati, 2008). Santyasa (2005: 5)menambahkan bahwa pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang lebih bersifatstudent centered, artinya pembelajaran yang lebih memberikan peluang kepada siswauntuk mengkontruksi pengetahuan secara mandiri (self directed) dan dimediasi olehteman sebaya. Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaraninovatif adalah pembaharuan pendidikan yang mengaktifkan siswa untukmeningkatkan kualitas pendidikan dengan menciptakan pembelajaran studentcentered.Menurut Marsaja (2007) keunggulan pembelajaran inovatif adalah: (1)Kualitas hasil belajar yang dicapai menjadi lebih tinggi; (2) Lingkup hasil belajarmenjadi lebih komprehensif; (3) Pembelajaran inovatif tidak saja menekankan padahasil belajar kognitif, tetapi juga hasil belajar proses dan sikap. Konsekuensinya tentuakan memerlukan waktu yang lebih lama karena dilakukan untuk mencapai banyakhasil belajar. Pembelajaran inovatif dengan metode yang berpusat pada siswa (studentcentered learning) juga memiliki keragaman model pembelajaran yang menuntutpartisipasi aktif dari siswa. Metode-metode tersebut diantaranya sebagai berikuta. Berbagi informasi (information sharing) dengan cara: curah gagasan(brainstorming), kooperatif, kolaboratif, diskusi kelompok (group discussion),diskusi panel (panel discussion), simposium, dan seminarb. Pembelajaran melalui pemecahan masalah (problem solving based learning)dengan cara: studi kasus, tutorial, dan lokakarya.c. Belajar dari pengalaman (experience based) dengan cara: simulasi, bermainperan (roleplay), permainan (game), dan kelompok temu;Salah satu metode alternatif yang saat ini sedang digemari dan diyakini lebih berhasildari kegiatan ceramah adalah pendidikan luar ruang (outbound education), yang saratdengan permainan yang menantang, mengandung nilai-nilai pendidikan, danmendekatkan siswa dengan alam.2. Meaningful LearningDunia pendidikan saat ini sering lebih menitikberatkan pada bagaimanamengembangkan kecerdasan kognitif sehingga terjebak pada rasional oriented danmelepaskan orientasi irrasional maupun metafisik, semacam spiritual, dan konsep diriyang dianggap sebagai penghambat. Keadaaan yang demikian mengakibatkanpembunuhan karakter yang dimiliki siswa dari sebuah kesatuan dalam dimensikediriannya. Menurut Abdurrahman (2007: 74) proses pembelajaran meliputikeseluruhan unsur baik kognitif, afektif dan psikomotorik. Apabila prosespembelajaran tidak berjalan secara simultan maka akan terjadi split personality (diriyang terpisah) pada setiap siswa.Gejala split personality ini tampak dalam perjalanan dunia pendidikan kita,tak terkecuali pendidikan sains. Hal ini menjadi tantangan bagi para guru untukmengupayakan bagaimana melakukan pembelajaran yang menitikberatkan padaproses penyempurnaan manusia atau memanusiakan manusia (to be human) danmengartikan hidup (enoble life). Spiritualisme yang dilaksanakan dalam pendidikanberorientasi praktik riil seorang guru dan siswa untuk menyempurnakan prosesmenuju kematangan hidupnya. Pada akhirnya yang diinginkan adalah dimensispiritual yang mapan dalam diri setiap siswa. Siswa tidak hanya mamapu menangkappesan lahiriah dari apa yang ia pelajari, namun lebih dari itu siswa juga mampumemproyeksikan pesan esoterik dari setiap teori yang ia pelajari.Pendidikan adalah proses interaksi antara siswa dengan dirinya sendiri(konsentris), siswa dan alam sekitar (horisontal) dan interaksi siswa dengan Allah swt(vertikal), tetapi banyak metode pengajaran kita yang memisah-misahkan ketigainteraksi tersebut. Oleh karena itu guru hendaknya menyadari pentingnyapembelajaran yang bermakna dengan menciptakan keseimbangan antara guru, siswa,dan lingkungan. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan memahami dan menerapkanberbagai metode atau model mengajar semisal CTL, Cooperative learning, Quantumlearning, quantum teaching, accelerated learning dan sebagainya.Menurut Bartlet pembelajaran lebih bermakna adalah proses pembelajaranyang membangun makna (input), kemudian prosesnya melalui struktur kognitifsehingga akan berkesan lama dalam ingatan/memori (terjadi rekonstruksi). Sementaraitu, menurut John Dewey, pembelajaran sejati adalah lebih berdasar padapenjelajahan yang terbimbing dengan pendampingan daripada sekedar transmisipengetahuan. Pembelajaran merupakan individual discovery. Hal tersebut senadadengan pendapat Burton (1962: 25) bahwa “Learning is experience”. Pengalamanmerupakan sumber dari pengetahuan, nilai dan keterampilan. Pendidikan memberikankesempatan dan pengalaman dalam proses pencarian informasi, menyelesaikanmasalah dan membuat keputusan bagi kehidupannya sendiri(www.bocahkecil.info/belajar-bersama-alam.html).Metode belajar inovatif yaitu outbond sains dapat menjadi salah satu saranayang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan pertumbuhan fisik danperkembangan mental siswa seutuhnya sehingga terwujud pembelajaran yangbermakna. Artinya, siswa mampu membangun fisik dan mentalnya dengan belajarsambil bermain karena melalui permainan outbond sains akan terbangun suasanayang lepas, bebas, menyenangkan dan atraktif serta memberi makna dalam belajarsiswa..3. Outbond SainsAlam kaya akan pengetahuan. Hal yang tidak dapat siswa pelajari di dalamruangan, dapat siswa dapatkan di luar ruangan, sehingga siswa dapat belajar membuatkesimpulan dan menguji apa yang diterimanya di kelas. Terdapat tiga tahapan yangdapat dilakukan siswa untuk memudahkan masuknya informasi, yaitu mendengar,menulis atau menggambar lalu melihat dan melakukan percobaan sendiri. Misalnya,belajar tentang bunga, siswa dapat mengeksplorasi bunga misal macam-macam warnamahkota bunga, adanya putik dan benang sari, dan sebagainya. Guru hendaknyadapat mengajak siswa untuk melakukan observasi di lapangan misalnya mengamati,menyentuh atau meraba dan menganalisa. Sebagai contoh siswa melakukan observasiuntuk mengenal bagian dari tumbuhan, misalnya daun, akar, batang, kelopak, dansebagainya. Tak hanya itu, guru juga memaparkan pada siswa masing-masingfungsinya dan bentuknya yang beragam sehingga siswa belajar mengenal apa yangada di alam melalui semua inderanya.Pembelajaran sains dengan memanfaatkan lingkungan dapat dilakukan dengancara membawa lingkungan ke dalam kelas, seperti: menghadirkan nara sumber untukmenyampaikan materi di dalam kelas. Agar penggunaan lingkungan sebagai sumberbelajar berjalan efektif, maka perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasiserta tindak lanjutnya. Di samping itu pemanfaatan lingkungan dapat ditempuhdengan cara melakukan kegiatan dengan membawa siswa ke lingkungan, sepertisurvey, karyawisata, berkemah, praktek lapangan dan sebagainya.Outbond adalah suatu program pembelajaran di alam terbuka yangberdasarkan pada prinsip experiential learning (belajar melalui pengalamanlangsung) yang disajikan dalam bentuk permainan, simulasi, diskusi dan petualangansebagai media penyampaian materi. Artinya dalam program outbond tersebut siswasecara aktif dilibatkan dalam seluruh kegiatan yang dilakukan. Dengan langsungterlibat pada aktivitas (learning by doing) siswa akan segera mendapat umpan baliktentang dampak dari kegiatan yang dilakukan, sehingga dapat dimanfaatkan sebagaibahan pengembangan diri setiap siswa dimasa mendatang. Hal tersebut juga dapatdiartikan bahwa proses belajar dari pengalaman (experiental learning) denganmenggunakan seluruh panca indera (global learning) yang nampaknya rumit,memiliki kekuatan karena situasinya “memaksa” siswa memberikan respon spontanyang melibatkan fisik, emosi, dan kecerdasan sehingga secara langsung mereka dapatlebih memahami diri sendiri dan orang lain.Outbond juga dikenal dengan sebutan media outbond activities. Outbondmerupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru disekolah. Dengan konsep interaksi antar siswa dan alam melalui kegiatan simulasi dialam terbuka. Hal tersebut diyakini dapat memberikan suasana yang kondusif untukmembentuk sikap, cara berfikir serta persepsi yang kreatif dan positif dari setiapsiswa guna membentuk jiwa kepemimpinan, kebersamaan/teamwork, keterbukaan,toleransi dan kepekaan yang mendalam, yang pada harapannya akan mampumemberikan semangat, inisiatif, dan pola pemberdayaan baru dalam suatu sekolah.Melalui simulasi outdoor activities ini, siswa juga akan mampumengembangkan potensi diri, baik secara individu (personal development) maupundalam kelompok (team development) dengan melakukan interaksi dalam bentukkomunikasi yang efektif, manajemen konflik, kompetisi, kepemimpinan, manajemenresiko, dan pengambilan keputusan serta inisiatif. Adapun tujuan outbond menurutAdrianus dan Yufiarti (http://widhoy.multiply.com) tujuan outbond adalah untuk:a. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri siswa.b. Berekspresi sesuai dengan caranya sendiri yang masih dapat diterimalingkungan.c. Mengetahui dan memahami perasaan, pendapat orang lain dan memahamiperbedaan.d. Membangkitkan semangat dan motivasi untuk terus terlibat dalamkegiatan-kegiatan.e. Lebih mandiri dan bertindak sesuai dengan keinginan.f. Lebih empati dan sensitif dengan perasaan orang lain.g. Mampu berkomunikasi dengan baikh. Mengetahui cara belajar yang efektif dan kreatif.i. Memberikan pemahaman terhadap sesuatu tentang pentingnya karakteryang baik.j. Menanamkan nilai-nilai yang positif sehingga terbentuk karakter siswamelalui berbagai contoh nyata dalam pengalaman hidup.k. Membangun kualitas hidup siswa yang berkarakter.l. Menerapkan dan memberi contoh karakter yang baik kepada lingkungan.Kegiatan outbond sains merupakan kegiatan belajar sambil bermain atausebaliknya. Menurut Vygotsky (Tedjasaputra, 2001: 10) bermain mempunyai peranlangsung terhadap perkembangan kongnisi seorang anak dan berperan penting dalamperkembangan sosial dan emosi anak. Menurut Heterington dan Parke(Moeslichatoen, 1999: 34), bermain juga berfungsi untuk mempermudahperkembangan kognitif anak. Belajar sambil bermain akan memungkinkan anakmeneliti lingkungan, mempelajari segala sesuatu dan memecahkan masalah yangdihadapinya. Bermain juga meningkatkan perkembangan sosial anak serta untukmemahami peran orang lain dan menghayati peran yang akan diambilnya setelah iadewasa kelak.Dworetzky (Moeslichatoen, 1999: 34) mengemukakan bahwa fungsi bermaindan interaksi dalam permainan mempunyai peran penting bagi perkembangankognitif dan sosial siswa. Jadi berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapatdisimpulkan bahwa manfaat bermain tidak saja dapat meningkatkan perkembangankognitif dan sosial, tetapi juga perkembangan bahasa, disiplin, perkembangan moral,kreativitas, dan perkembangan fisik siswa.Outbond sains akan menyajikan pembelajaran aktif dan menyenangkansehingga siswa tidak cepat jenuh dan bosan dalam proses pembelajaran. Suasanakegiatan outbond sains yang menarik dan menyenangkan akan mempermudah siswadalam pemahaman konsep sains, dan dapat meningkatkan perkembangan psikomotordan afektif siswa, serta menjadikan pembelajaran akan lebih bermakna. Selain itu,terdapat keuntungan-keuntungan pembelajaran dengan menggunakan outbond sainsberdasarkan uraian di atas antara lain yaitu.a. Membuat proses pembelajaran berpusat pada siswa yang menjadikan prosesbelajar menyangkut semua aspek yang memungkinkan siswa berkembang sebagaiindividu yang dapat berfungsi secara menyeluruh.b. Memungkinkan siswa membentuk self concept sehingga siswa dapat mengenaldirinya sendiri lebih baik, yaitu mengenal kelebihan dan kekurangan dirinya.c. Melatih siswa untuk mengkonstruk konsep dari pengalaman-pengalamannya yangmenyenangkand. Mengembangkan bakat-bakat siswae. Mencegah siswa belajar hanya pada tingkat verbal sajaf. Belajar secara bermain memberi waktu kepada siswa untuk mengasimilasi danmengakomodasi informasi.Pendekatan outbond cocok diterapkan karena adanya perbedaan-perbedaanindividu dalam kelas. Pada pendekatan ini, siswa diberi rangsangan untukmenemukan konsep yang akan dipelajari dengan dibimbing oleh guru. Adapunkelemahan dari pembelajaran dengan outbond sains yaitu:a. Waktu yang digunakan relatif lama.b. Membutuhkan peralatan dan sumber belajar yang beragam.c. Tenaga yang dibutuhkan lebih banyak.d. Ide permainan dan memberi makna pada tiap konsep memerlukan kreativitas danperhatian yang lebih dari guru.Prosedur mempersiapkan pembelajaran dengan outbond sains siswa(experiental learning) menurut Oemar Hamalik (2003: 47)adalah sebagai berikut:a. Guru merumuskan dengan teliti pengalaman belajar yang direncanakan untukmemperoleh hasil yang potensial atau memiliki alternatif hasil.b. Guru berusaha menyajikan pengalaman yang bersifat menantang dan memotivasi.c. Siswa dapat bekerja secara individual, tetapi lebih sering bekerja dalamkelompok-kelompok kecil.d. Para siswa ditempatkan dalam situasi-situasi pemecahan masalah yang nyata.e. Para siswa secara aktif berperan serta dalam pembentukan pengalaman membuatkeputusan sendiri dan memikul konsekuensi atas keputusan-keputusan tersebut.Menurut Gordon dan Browne (Moeslichatoen, 1999: 57-58) terdapat beberapaaspek yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan dan peralatan outbond sainsyaitu antara lain:a. Memilih bahan untuk kegiatan bermain yang mengundang perhatian semua siswa,yakni bahan-bahan yang dapat memuaskan kebutuhan, menarik minat, danmenyentuh perasaan mereka.b. Memilih bahan yang multi guna yang dapat memenuhi bemacam tujuanpengembangan seluruh aspek perkembangan siswa.c. Memilih bahan yang dapat memperluas kesempatan siswa untukmenggunakannya dengan bermacam cara.d. Memilih bahan yang mencerminkan karakteristik tingkat usia kelompok siswa.e. Memilih bahan harus sesuai dengan filsafat dan napas kurikulum yang dianut.f. Memilih bahan yang mencerminkan kualitas rancangan dan keterampilan kerja.g. Memilih bahan dan peralatan yang tahan lama.h. Memilih bahan-bahan yang dapat dipergunakan secara fleksibel dan serba guna.i. Memilih bahan yang mudah dirawat dan diperbaiki.j. Memilih bahan yang mencerminkan peningkatan budaya kelompok.k. Memilih bahan yang tidak membedakan jenis kelamin dan meniru-niru.Pembelajaran berdasarkan pengalaman ini menyediakan suatu alternatifpengalaman belajar bagi siswa yang lebih luas daripada pendekatan yang diarahkanoleh guru kelas. Strategi ini menyediakan banyak kesempatan belajar secara aktif,personalisasi dan kegiatan-kegiatan belajar yang lainnya bagi para siswa untuk semuatingkat usia. Pembelajaran dengan outbond ini guru dapat menginternalisasikandimensi spiritual ke dalam kegiatan belajar siswa, agar apa yang siswa pelajari dapatmendekatkan siswa kepada Allah swt (Sang Pencipta).Adapun hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam kegiatan pembelajaran iniadalah:1) Menentukan bentuk kegiatan yang akan dipakaiKegiatan outbond ini dapat divariasi sendiri oleh guru. Misalnya: dalam satumateri dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, seperti dalam tema yang lain àlingkungan. Siswa di pos I à sayangi aku (mempelajari tanaman dan praktekmenanan dan merawatnya), pos 2à opera sampah (siswa memperagakan dalambentuk drama singkat/spontan dan guru menjelaskannya), pos 3 à sampah(mengenal sampah dan cara memanfaatkannya, dapat juga dengan praktek), pos 4dilanjutkan dengan pemaknaan terhadap bahaya sampah dalam kehidupan kita,dsb.2) Menentukan waktu pelaksanaan kegiatan.Kegiatan outbond ini dapat dilaksanakan dalam pembelajaran atau dapat jugadilaksanakan di luar jam pelajaran.3) Menentukan rute perjalananOutbond ini dapat dilakukan satu kelas bersama-sama dengan sistemkompetisi dan dapat juga dilakukan dengan giliran kelompok/rooling, hal tersebutdisesuaikan dengan kemampuan dan jumlah guru. Outbond dapat menggunakanrute di sekitar sekolahan atau di lingkungan warga sekitar. Pembelajaran ini jugadapat dilakukan hanya dengan berpindah pos saja.( a) (b)Gambar 1. Skema Rute Pos Outbond: (a) jika terdapat dua guru; (b) jika hanyasatu orang guru4) Mempersiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan di tiap pos.a. Jika menggunakan sistem kompetisi: semakin banyak kelompok yangdibentuk maka peralatannya semakin banyak.b. Jika menggunakan sistem roling: peralatan yang dibutuhkan sedikit.5) Menentukan dan mempersiapkan petugas posJika dalam bentuk rolling maka diperlukan lebih banyak penjaga pos daripadadengan sistem kompetisi. Tiap penjaga pos dipersiapkan untuk dapat mengisi posyang dipegangnya. Untuk menyamakan persepsi tema yang akan diajarkan makaperlu diadakan briefing.Pos2Pos1Pos31Setelah semua persiapan selesai maka tahap selanjutnya pelaksanaan kegiatanoutbond1) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.2) Guru menjelaskan tentang benda dan sifatnya:3) Guru menjelaskan aturan permainan Outbond.Berikut merupakan contoh implementasi pembelajaran inovatif denganmemanfaatkan outbond sains dalam rangka meningkatkan meaningful learning.POS I à Roket BalonBahan dan alat: balon dengan soal tantanganselotipbenang kasur yang terjulur hingga garis finishsedotanCara bermain:a) Di garis start telah tersedia balon dengan soal tantangan, selotip, benangkasur yang terjulur hingga garis finish, dan sedotan. Gunakanlah alatalatini dengan baik.b) Bantuan awal: Sedotan dimasukkan ke dalam benang kasur.c) Diskusikan cara agar balon dan soal dapat diterima oleh teman kalian diseberang (jarak 2-3 meter).d) Setelah balon diterima, kerjakanlah soal dan serahkan 10 menitkemudian kepada petugas pos.e) Kerjakan dengan baik semoga kalian termasuk orang-orang yangberuntung.Kunci: Balon bisa terbang lho....Lembar pertanyaan yang diletakkan ke dalam balon:a) Selain terdapat soal, benda apa yang kalian tiupkan ke dalam balonhingga balon menggelembung?b) Menurut kalian, bagaimanakah bentuk benda tersebut di dalam balon?Apakah bentuknya berubah jika udara dimasukkan ke dalam plastik?c) Dapatkah kalian merasakan udara yang ada di sekitarmu?d) Dapatkah kalian melihatnya dan dapatkah kalian memegangnya?e) Apa yang kalian rasakan ketika melepas balon? Dan mengapa balonyang dilepas dapat berlari dengan kencang?f) Sebutkan sifat-sifat benda gas dalam permainan ini?g) Sebutkan manfaat benda gas dalam kehidupan sehari-hari!Setelah kegiatan outbond, guru bersama siswa membahas kembali apayang telah dilaksanakan. Metode yang digunakan yaitu metode diskusi, dimanaakan diperoleh pendapat yang berbeda dan bervariasi antara siswa yang satudengan yang lainnya. Guru bertugas memfasilitasi dalam menyisipkan makna(misal pesan moral, sikap dan kerjasama).Misal sebagai contoh dalam kegiatan iniyaitu: Udara yang ada di dalam balon memberikan tekanan sehingga ketikadilepaskan balon dapat berlari menuju ke ujung benang yang lain. Udaramerupakan benda gas yang mempunyai sifat bentuknya berubah-ubah sesuaidengan tempatnya, udara dapat memberikan tekanan, udara tidak terlihat dan takdapat dipegang namun bisa dirasakan, dan udara ada di mana-mana/ada di sekitarkita. Semakin banyak udara dalam balon maka balon juga akan tampak besar dantekanannya juga besar. Tekanan besar maka larinya semakin cepat à artinyadalam kehidupan ini kita harus mengisi kehidupan kita (seperti balon) denganmenambah wawasan, akhlak yang baik, dan keterampilan-keterampilan, selain itukita juga harus memupuk semangat, motivasi dan kemauan yang besar agar kitaakan dapat berlari dengan cepat untuk mencapai cita-cita. Kemudian siswadiarahkan pada pemanfaatan apa yang sedang dipelajari dengan kehidupanmereka sehingga menjadi orang yang pandai bersyukur. Sebagai contoh: Udaradapat dimanfaatkan untuka. Mengisi ban kendaraan à tanyakan kepada siswa berapa banyak udara yangdi masukkan ke dalam ban kendaraan (sedikit/banyak?) dan dapatkah udaradalam ban-ban tersebut mengangkat 50 orang? Dan berilah tanggapan padasiswa bahwa: meskipun udara yang kita berikan pada ban sedikit, akan tetapiudara memberikan tekanan pada ban sehingga ban menjadi keras dan dapatdigunakan kendaraan seperti bus untuk mengangkut 50 orang atau lebih.(jangan menganggap hal yang sepele, karena hal yang sepele kadang adalahsesuatu yang besar pengaruhnya bagi kehidupan).b. Bernafas à tanyakan dari manakah udara yang kita hirup? Bagaimanakahketika hidungmu mampet? bayarkah kita untuk menghirup udara disekitarkita? Hitunglah berapa banyak tabung gas yang kita perlukan untuk bernafashingga hari ini? Siapakah yang menciptakan udara? Dan berikanlah tanggapanpada siswa bahwa: kita dapat bebas bernafas, menghirup udara sebebasbebasnyadimanapun kita berada, diberi nikmat kesehatan sehingga dapatbernafas dengan baik Gratis dan jika kita harus bernafas dengan tabung gasmaka berapa uang yang akan dikeluarkan hingga kita hidup sampai hari ini.Ini adalah karunia Allah swt. Bersyukurlah atas segala nikmatNya.c. Membantu pembakaran.Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa outbondmerupakan salah satu metode yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir,keterampian sosial, life skill, kemampuan spiritual dan sikap siswa Prinsip“experiential learning“ (belajar melalui pengalaman langsung) pada kegiatan outdoorini, siswa akan mampu mengembangkan potensi diri, baik secara individu (PersonalDevelopment) maupun dalam kelompok (Team Development). Melalui outbond,siswa secara aktif dilibatkan dalam seluruh kegiatan yang dilakukan.dan langsungberinteraksi dengan alam untuk mengenal Allah swt (Sang Pencipta) dan mencintailingkungan .tempat hidupnya. Banyak orang yang mengetahui bahwa teknik tersebutdapat mengembangkan potensi siswa dan memberikan lingkungan belajar yangkreatif dan menyenangkan, akan tetapi guru jarang memanfaatkan outbond dalampembeajaran secara formal. Padahal jika outbond ini dilakukan maka akan diperoehkemanfaatan yang uar biasa. .Daftar PustakaAbdurrahman. (2007). Meaningful learning re-invensi kebermaknaan pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Burton, William H. 1962. The guidance of learning activity. New York: Appleton-Century-Crofts, Inc.http://widhoy.multiply.com/journal/item.15/definisi_dan manfaat outbond. diaksespada tanggal 6 Januari 2009.http://marsaja.wordpress.comI Wayan Santyasa. (2005). Model pembelajaran inovatif dalam implementasi KBK,Makalah Penataran Guru-Guru SMP, SMA, dan SMK se- KabupatenJembrana Juni-Juli 2005. Jembrana: FMIPA IKIP Negeri Singaraja.Martin, et.al. (2005). Teaching science for all children: inquiry methods forconstructing understanding-3rd edition. Pearson education. Inc.Mary, et.al. (2002). Linking universities and k-12 through design of outdoor learningenvironment. Paper ini dipubikasikan di J. Chambers (Ed.). (2002).Selected Papers from the 13 International Conference on College Teachingand Learning, (pp. 65-74) diakses dari www.glenninstitute.org.pdf padatanggal 22 Januari 2009.Moeslichatoen, R. (1999). Metode pengajaran di taman kanak-kanak. Jakarta: PenerbitRineka Cipta.Mulyasa. (2008). Implementasi KTSP Kemandirian guru dan kepala sekolah. Jakaerta:Bumi Aksara..Oemar Hamalik. (2003). Pendekatan baru strategi belajar mengajar berdasarkanCBSA. Bandung: penerbit Sinar Baru Algesindo Bandung.Sukardjo&Das Salirawati. Pembelajaran sains (IPA) terpadu yang kreatif danmenyenangkan, Makalah Seminar Nasional Program Studi Pendidikan SainsProgram Pascasarjana UNY, 8 Oktober 2008. Yogyakarta: Program StudiPendidikan Sains PPs UNY.Tedjasaputra, Mayke S. (2001). Bermain mainan dan permainan untuk pendidikan usiadini. Jakarta: Grasindo.www.bocahkecil.info/belajar-dengan-alam.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar