Rabu, 12 Agustus 2009

JAWABAN UAS

( TAKE HOME )

Nama : Tini Agustini

NIM / Kelas : 82320809779 / D-5

Mata Kuliah : Manajemen Sistem Informasi Pendidikan

Semester : III

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Wahidin, M.Pd.

Soal No. 1

Mengapa Manajemen Sistem Informasi Pendidikan (MSIP) menjadi sangat penting dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia?

Jawab :

Sistem Informasi Manajemen Pendidikan menjadi sangat penting untuk meningkatkan pelayanan sekaligus penghematan bagi pendidikan dan kini telah menjadi salah satu standar mutu sebuah pendidikan. Dengan menggunakan Sistem Informasi Pendidikan ketidakefektifan dalam proses belajar mengajar dapat diminimalisir. Proses belajar mengajar konvensional yang selama ini berlangsung dalam dunia pendidikan dinilai sudah ketinggalan zaman sehingga pencapaian mutu pendidikan lamban tersentuh. Adapun arti penting Sistem Informasi dalam dunia pendidikan diantaranya :

* Sistem informasi yang berbasis komputer memungkinkan pendelegasian kegiatan rutin.

* TI memungkinkan pengolahan data secara lebih akurat dan handal

* Pembuatan keputusan akan ditunjang dengan pilihan alternative yang lebih objektif dengan data pendukung yang lengkap

* Monitoring dan evaluasi memerlukan penyerapan informasi secara cepat dan efisien

Untuk itu otomatisasi / komputerisasi sistem pelayanan dan sistem informasi manajemen merupakan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah ini. Banyak lembaga pendidikan dan kependidikan telah mendapat manfaat dari peralatan ini.Dunia pendidikan harus mengikuti kemajuan teknologi terkhusus teknologi informasi. Dengan kemajuan perkembangan pendidikan di Indonesia, baik dari aspek administratif atau teknologi maka proses pelayanan pendidikan di Indonesia dapat berlangsung secara efektif dan efisien.

Untuk pengembangan mutu pendidikan dibutuhkan beberapa fasilitas pendukung, dimana salah satu fasilitas pendukung tersebut adalah aplikasi teknologi informasi dalm bidang sistem informasi manajemen pendidikan. Dengan memanfaatkan teknologi IT (melalui perangkat lunak dan keras) yang tepat sebuah institusi pendidikan dapat membangun sistem informasi manajemen yang handal sehingga dampaknya akan memperbaiki kinerja. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan sistem informasi akademik berbasis komputer. Pada prakteknya sistem akademik ini akan meliputi berbagai fungsi pengelolaan kependidikan seperti pengelolaan data-data PSB, alumni.

Soal No. 2

Deskripsikan wilayah garapan / pokok-pokok manajemen sistem informasi pendidikan (MSIP) !

Jawab :

Untuk mencapai tujuan organisasi pendidikan diperlukan fungsi-fungsi operasi yang meliputi fungsi operasi akuntansi / keuangan, kepegawaian, akademik / kurikulum, administrasi perkantoran, proses KBM, gedung dan ruang, perpustakaan, alumni. Fungsi-fungsi operasi tersebut harus dijalankan dengan manajemen yang baik. Sedangkan fungsi-fungsi manajemen yang harus berjalan dalam menggerakkan fungsi operasi meliputi fungsi planning, organizing, staffing, directing, avaluating, coordinating dan budgeting.

Fungsi manajemen memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi dan tingkat relasional yang kompleks antar fungsi operasi ketika harus menjalankan fungsi operasi tersebut yang dibangun dalam organisasi pendidikan. Ketika fungsi operasi dalam organisasi berjalan sesuai fungsi manajemen, maka akan terjadi lalulintas data dan informasi yang saling terkait dan saling membutuhkan sehingga tingkat kompleksitas relasional antarfungsi tersebut kelihatan sekali. Kompleksitas relasional data dan informasi tersebut meliputi ;

· Tahap-tahap pengumpulan data

· Klasifikasi data

· Pengolahan data (supaya berubah bentuk)

· Sifat dan kegunaan menjadi informasi

· Interpretasi informasi

· Penyimpanan informasi

· Penyampaian informasi atau transmisi informasi

Tahapan kompleksitas relasional data dan informasi memungkinkan ditempuhnya delapan tahap penting dalam penanganan informasi, yaitu penciptaan informasi, pemeliharaan saluran informasi, transmisi informasi, penerimaan informasi, penyimpanan informasi, penelusuran informasi, penggunaan informasi dan penilaian kritis serta umpan balik. Tahap-tahap tersebut menjadi sebuah bentuk manajemen sistem informasi pendidikan.

Manajemen Sistem Informasi Pendidikan (MSIP) adalah sistem yang didesain untuk kebutuhan manajemen dalam upaya mendukung fungsi-fungsi dan aktivitas manajemen pada suatu organisasi pendidikan. Jenis data dan fungsi-fungsi operasi disesuaikan dengan kebutuhan manajemen.

Dengan demikian wilayah garapan / pokok-pokok Manajemen Sistem Informasi Pendidikan meliputi :

1. Sistem informasi Akuntansi / keuangan

2. Sistem informasi kepegawaian

3. Sistem informasi akademik / kurikulum

4. Student Centered Learning melalui e- Learning

5. Sistem informasi perpustakaan

Soal No. 3

Bagaimana proses penggunaan “MSIP” dalam meningkatkan mutu layanan pendidikan ?

Jawab :

Untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan maka proses penggunaan Manajemen Sistem Informasi Pendidikan adalah sebagai berikut :

Data dan informasi harus diolah ke dalam satu sistem informasi, agar data dan informasi tersebut memiliki makna dan dapat membantu membuat keputusan-keputusan. Suatu organisasi harus memiliki infut data dan informasi yang baik, sehingga keputusan-keputusan yang diambil sesuai dengan tujuan organisasi. Data dan informasi yang baik tidak hanya harus akurat, valid dan mencukupi / lengkap, tetapi juga harus tepat waktu pada saat dibutuhkan.

Sebagai bentuk akuntabilitas dan pencitraan publik pengelolaan pendidikan, adanya Sistem Informasi Manajemen Pendidikan bertujuan untuk mengumpulkan, menyimpan, memproses, menganalisis, dan mempublikasikan informasi tersebut. Salah satu hasil yang sangat penting dan strategis dari SIMP adalah dihasilkannya pemetaan sekolah secara akurat. Dengan bantuan program-program pengolah data modern dan perangkat lunak lain, pemetaan sekolah tidak hanya memetakan sekolah dari segi kualifikasi dan sebaran tetapi juga dari segi atribut atau kondisi sekolah. Banyak pendapat mengatakan bahwa teknologi informasi merupakan salah satu senjata persaingan dalam meningkatkan mutu layanan pendidikan. Hal ini tidak perlu diragukan lagi karena saat ini teknologi informasi telah menjadi salah satu alat untuk meningkatkan efisiensi aktivitas operasional lembaga pendidikan. Hampir di setiap lembaga pendidikan telah tampak fenomena bahwa yang menjadi criteria pilihan masyarakat saat ini adalah lembaga pendidikan yang telah memiliki perangkat teknologi informasi yang sangat memadai dalam berbagai aktifitas operasional lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan yang mampu mengoperasionalkan manajemen sistem informasi pendidikan dengan baik akan meningkatkan mutu layanan pendidikan yang sekaligus akan menjadi lembaga pendidikan yang menjadi pilihan masyarakat.

Soal No. 4

Klasifikasikan kemudian deskripsikan jenis data yang biasa digunakan untuk kepentingan “MSIP” !

Jawab :

Data adalah semua fakta, petunjuk, indikasi, dan informasi baik dalam bentuk tulisan (karakter), angka (digital, gambar (analog termasuk peta) ), media magnetic, dokumen, dan bentuk lain yang didapat dari hasil penyelidikan umum dan eksplorasi. Informasi adalah rangkuman data yang telah mengalami proses pengolahan dan atau interpretasi yang disajikan dalam bentuk peta, laporan baik hard copy maupun soft copy. Adapun jenis – jenis data sebagai berikut :

Sumber : internal – eksternal

Tahapan kegiatan : primer – sekunder

Sifat : dasar – olahan

Interpretasi bentuk : fisik – nonfisik / elektronik

Kerahasiaan : terbuka – tertutup

Jenis data yang biasa digunakan untuk kepentingan MSIP :

a Data Akuntansi / Keuangan

b Data Kepegawaian

c Data Akademik / Kurikulum

d Proses KBM melalui pendekatan Student Centered Learning melalui e – Learning

e Data perpustakaan

Soal No. 5

Deskripsikan fungsi manajemen sistem informasi dalam konteks :

a Manajemen data

b Pengambilan keputusan

c Monitoring, evaluasi, dan penilaian

d Mengontrol kualitas

e Meningkatkan daya kompetisi

f Pengembangan kelembagaan (misalnya sekolah)

g Mengefektifkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya

h Menyederhanakan birokrasi

i Meningkatkan efisiensi internal lembaga

j Membuat perencanaan

k Umpan balik

Jawab :

a. Manajemen data

Fungsi manajemen sistem informasi dalam konteks manajemen data menyiratkan suatu kumpulan data yang terorganisasi beserta tatacara penggunaannya yang mencakup lebih jauh dari sekedar penyajian. Keberhasilan manajemen sistem informasi dalam kontek manajemen data bergantung pada tiga factor utama yaitu keserasian dan mutu data, pengorganisasian dan tata cara penggunaannya. Perkembangan fungsi manajemen sistem informasi dalam kontek manajemen data dapat dilihat pada tiga hal pokok yaitu cara pengumpulan dan pemasukan data, cara penyimpanan dan pengambilan data serta cara penerapan data. Pengelolaan data suatu kegiatan yang dilakukan secara professional dan terpusat, meliputi penyimpanan, penataan, pengolahan dan pemanfaatan.

b.Pengambilan keputusan

Manajemen informasi dalam pengambilan keputusan adalah Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang tidak ditekankan untuk membuat keputusan, melainkan melengkapi kemampuan untuk mengolah informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan. Dengan kata lain, sistem pendukung keputusan membantu manusia dalam proses membuat keputusan, bukan menggantikan perannya dalam mengambil keputusan.Manfaat yang dihasilkan dari manajemen informasi SPK :

1. Memperbesar kemampuan pengambil keputusan untuk memproses informasi dan pengetahuan.

2. Memperbesar kemampuan pengambil keputusan dalam menangani permasalahan yang kompleks, berskala besar, dan menggunakan waktu.

3. Memperpendek waktu pengambilan keputusan.

4. Meningkatkan reliabilitas dari hasil keputusan dan outcome.

5. Mendorong pelaksanaan eksplorasi bagi pengambil keputusan.

6. Memberikan pendekatan baru dalam proses berpikir mengenai lingkup permasalahan dan konteks keputusan

7. Membangkitkan bukti baru dalam mendukung sebuah keputusan atau konfirmasi dari asumsi yang sudah ada.

8. Menghasilkan keunggulan strategia dan kompetitif di dalam persaingan antarorganisasi termasuk kemampuan grafik menyeluruh pertanyaan-pertanyaan penmgandaian.

c. Monitoring, evaluasi, dan penilaian

Sistem informasi adalah suatu sistem konseptual yang memungkinkan manajer untuk mengendalikan dan memonitor sistem fisik perusahaan yang digunakan untuk mentransformasikan sumber daya input menjadi sumber daya output.

Evaluasi dan penilaian : suatu organisasi yang mampu menyajikan sistem informasi yang memiliki makna, lengkap, akurat, akuntabel, akan mampu untuk dievaluasi/penilaian oleh organisasi sendiri (evaluasi diri), maupun oleh pihak-pihak lain / stakeholders.

d.Mengontrol kualitas

Bila sekolah mampu memiliki sistem informasi yang handal tentunya akan mampu diimplementasikan terhadap pengontroln/ pengendalian kualitas sekolah tersebut karena Sistem Informasi Manajemen (SIM) diadakan dalam rangka standarisasi, pemantauan, evaluasi, meningkatkan kualitas perumusan kebijakan, pengambilan keputusan,

e.Meningkatkan daya kompetisi

Ciri informasi yang berguna adalah akurat, lengkap, fleksibel, dapat dipercaya, berhubungan, mudah diakses, berdasarkan fakta, tepat waktu, dan tidak terkontaminasi. Disamping itu mudah dalam penyimpanan, pengambilan, analisis dan sharing data, sehingga organisasi tersebut akan mampu meningkatkan kompetensi dalam hal ; berkomunikasi lebih cepat dan mudah, dapat memperluas kewenangan dan pengambangan organisasi, kemampuan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.

f.Pengembangan kelembagaan

Sistem informasi manajemen dapat memberikan peningkatan pelayanan kepada siswa dan orang tua siswa / stakeholders, misalnya penyajian informasi tentang kemajuan belajar siswa secara cepat dan akurat. Semakin cepat informasi sampai kepada orang tua / stakeholders akan mempercepat perbaikan / pengendalian mutu pembelajaran dan mutu sekolah. Sistem informasi manajemen sebagai modal untuk bersaing secara professional dan sehat dengan sekolah lain dalam upaya pengembangan sekolah.

g.Mengefektifkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya

Mengoptimalisasikan proses-proses pengolahan data dan tugas-tugas yang dikerjakan secara manual, meningkatkan efektifitas dan efisiensi sumber daya manusia yang bekerja dalam kelompok, dalam suatu tempat atau beberapa lokasi.

h.Menyederhanakan birokrasi

Manajemen berbasis teknologi sistem informasi telah menjadi suatu komponen yang tidak terpisahkan dari mekanisme kantor. Penggunaan teknologi sistem informasi yang tepat dan didukung oleh keahlian personel yang mengoperasikannya dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan kenirja individual yang bersangkutan. Bahkan berbasis teknologi sistem informasi sangat memungkinkan untuk dapat menyelesaikan beberapa pekerjaan cukup oleh seorang SDM saja. Dengan demikian manajemen berbasis teknologi sistem informasi dapat menyederhanakan birokrasi.

i. Menyiapkan efisiensi internal lembaga

Manajemen sistem informasi dapat mengurangi atau mengefisienkan fungsi-fungsi lembaga dan segala bentuk kekurangefektifan akan berubah menjadi lebih efisien dan lebih terarah pelayanannya.

j. Membuat perencanaan

Perencanaan yang baik tentang pengembangan / peningkatan ketika akan memulai sesuatu yang baru harus didukung / didahului oleh adanya data dan informasi, selain dari fenomena empiric dan renungan serta refleksi, semakin komprehensifnya informasi maka semakin baiklah perencanaan yang dibuat.

k.Umpan balik

Dapat meningkatkan kreatifitas, baik penyedia layanan sistem informasi dengan pengguna karena bisa mendapatkan feed back dari pengguna sistem informasi dengan lebih cepat. Adanya hubungan dua arah dari penyedia layanan manajemen informasi dengan pengguna informasi karena informasi karena informasi akan lebih terintegrasi pada layanan manajemen informasi khususnya yang akan dijadikan pijakan dalam pengambilan keputusan.

Soal No. 6

Berikan penjelasan perbedaan manajemen sistem informasi pendidikan konvensional dengan berbasis komputer (modern), dalam konteks planning, actuating, directing, innovating, organizing, staffing, controlling, representing, coordinating ?

Jawab :

Fungsi-fungsi manajemen meliputi :

Planning : perencanaan

Actuating : ection / realisasi kerja

Directing : pengarahan

Innovating : peningkatan perbaikan / inovasi

Organizing : pengorganisasian

Staffing : manajemen kepegawaian, menyangkut deskripsi jabatan / keahlian, fungsi, wewenang, dan tanggung jawab.

Controlling : pengendalian

Representing : sumbangan dengan tugas pimpinan antara lain menghadiri / memimpin rapat, melakukan perjalanan, kontrak / hubungan dengan pihak lain.

Coordinating : Koordinasi / hubungan

Perbedaan manajemen sistem informasi pendidikan antara model yang konvensional dengan yang berbasis komputer / modern adalah : Model konvensional adalah sistem informasi yang dikerjakan secara manual. Bila dikaitkan dengan situasi sekarang dimana kemajuan teknologi informasi dan komunikasi demikian dahsyat, maka kondisi dan kemampuan manajemen sistem informasi manual tidak bisa mengimbangi tuntutan kebutuhan yang kadang begitu cepat dan instant. Pendidikan model konvensional adalah kebalikan dari model modern, sehingga fungsi-fungsi manajemen seperti planning, actuating, directing, innovating, staffing, controlling, refresenting, dan coordinating tidak akan semudah, sepraktis, seefektif dan seefisien pada penerapan model modern / berbasis komputer. Model berbasis komputer (modern) adalah sebuah sistem informasi yang menggunakan komputer dan teknologi telekomunikasi untuk melakukan tugas-tugas yang dikehendaki sehingga mampu melaksanakan komputasi numeric, bervolume besar, dengan kecepatan tinggi, menyediakan komunikasi dalam satu sekolah atau antar sekolah yang murah, akurat, dan cepat, seperti ;

Ø Menyimpan informasi dalam jumlah yang sangat besar dalam ruang yang kecil tetapi mudah diakses

Ø Melakukan pengaksesan informasi yang sangat banyak di seluruh dunia dengan cepat dan murah

Ø Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pekerjaan

Ø Menyajikan informasi dengan jelas dan menggunakan pikiran

Ø Mengotomatiskan proses-proses pekerjaan, mempercepat pengetikan dan penyuntingan

Ø Melaksanakan hal-hal tersebut di atas jauh lebih mudah bila dibandingkan secara manual

Dengan demikian fungsi-fungsi manajemen pada lembaga pendidikan dapat berjalan dengan lancar, cepat, normal, akuntabel, akurat, memenuhi standarisasi dan relative murah.

Soal No. 7

Faktor-faktor apa saja yang dapat menghambat pelaksanaan sistem informasi dalam dunia pendidikan di Indonesia? Buat dalam bentuk table factor penghambat dan sekaligus solusi yang mungkin dilakukan.

Jawab :

NO

MASALAH

SOLUSI

1

Kesadaran semua komponen bangsa bahwa pendidikan berhubungan dengan social, ekonomi, politik dan niaga

Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa pendidikan terjadi di masyarakat antar masyarakat dan berhubungan dengan keadaan Negara

2

Rendahnya kadar akuntabilitas pendidikan di mata publik

Memberikan jenjang yang lebih tinggi dan professioname melalui pendidikan formal dan informal melalui informasi yang tersedia dan terpercaya.

3

Lemah relefansi pendidikan dengan sector lain

Mengadakan sistem perubahan dengan diklat-diklat dan penataran latihan secara profesionalisme.

4

Jenjang pendidikan pendidik yang masih belum setara

Mengadakan aturan-aturan yang tersiar secara umum bahwa spesifikasi pendidikan harus lebih diutamakan

Kamis, 09 April 2009

SELAYANG PANDANG SMKN 1 KADIPATEN



Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1(SMKN) Kadipaten merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan yang berada di Kabupaten Majalengka. Lokasinya sangat strategis tepat berada jalur antara kota Kadipaten dan Kota Majalengka, yaitu di Jalan Raya Siliwangi Nomor 30, Kadipaten.
SMKN 1 ini dinahkodai oleh Bapak H. Dede Suparman, S.Pd. Program pendidikan di SMKN 1 Kadipaten terdiri dari :
  • Program keahlian : 1. Akuntansi 2. Administrasi Perkantoran 3. Perdagangan 4. Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) 5. Teknik Jaringan Komputer dan rencana ke depan SMKN 1 Kadipaten akan membuka program keahlian Perbankan biar lebih menarik.
  • Adapun Visi dan Misi Sekolah adalah sebagai berikut :
    Visi
    Dapat menghasilkan pelaku bisnis yang handal
    Misi
    a. Membina iman dan taqwa peserta diklat
    b. Meningkatkan mutu sumber daya manusia
    c. Meningkatkan mutu sarana pendidikan dan pelatihan
    d. Menumbuhkan peran serta masyarakat dan dunia usaha/industri dalam mengembangkan sekolah
    e.Mengembangkan unit produksi sebagai wahana pendidikan dan pelatihan, serta peningkatan kesejahteraan
    f. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat karyawan perusahaan dan lembaga pemerintah dan lembaga pemerintah serta lulusan SMA.
  • Tujuan Sekolah
    Tujuan SMK Negeri 1 Kadipaten merupakan sasaran akhir yang harus dicapai oleh peserta pendidikan dan pelatihan setelah melalui kegiatan belajar.
    Adapun rumusan tujuan SMK Negeri 1 Kadipaten adalah sebagai berikut :
    Memiliki tamatan yang memiliki kemampuan :
    a. Memiliki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap profesional dalam lingkup keahlian bisnis dan manajemen
    b. Memilih karier, berkompetensi dan mampu menembangkan diri dalam lingkup keahlian bisnis dan manajemen
    c. Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun pada masa yang akan datang dalam lingkup keahlian bisnis dan manajemen.

Minggu, 05 April 2009

Wanita Sholehah

WANITA SHOLEHAH

Sebuah pernikahan membuka tabir rahasia….
Suami yang menikahi kamu,
Bukanlah semulia Muhammad SAW,
Tidaklah setaqwa Ibrahim,
Pun tidak setabah Ayub,
Ataupun segagah Musa,
Apalagi setampan Yusuf
Justru suamimu hanyalah pria akhir zaman,
yang punya cita-cita,
Membangun sebuah keluarga yang sakinah,
Mawwaddah, warrahmah
Sebuah pernikahan mengajarkan kepada kita,
Kewajiban bersama
Suami menjadi pelindung, Kamu penghuninya,
Suami menjadi nahkoda, Kamu navigatornya
Saat suami menjadi raja, Kamu menikmati anggur singgasananya
Sebuah pernikahan mengajarkan kepada kita,
Perlunya iman dan taqwa,
Untuk belajar meniti sabar dan ikhlas,
Karena memiliki suami yang tak segagah mana,
Justru Kamu akan tersentak dan alpha,
Kamu bukanlah Khadijah, yang begitu sempurna di dalam menjaga,
Pun bukanlah Hajar, yang begitu setia dalam sengsara,
Kamu hanyalah wanita akhir zaman,
Yang berusaha menjadi perhiasan dunia,
Sebagai wanita sholehah…
PEMBELAJARAN INOVATIF OUTBOND SAINS SEBAGAI SARANA MEWUJUDKAN MEANINGFUL LEARNING

ABSTRAKSains merupakan caramencari tahu tentang alam sekitar secara sistematis untuk mengusai pengetahuan,fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikapilmiah. Pendidikan sains bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri danalam sekitar. Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsungdan kegiatan praktis untuk mengembangkan kompetensi agar siswa memahami alamsekitar secara ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuatsehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebihmendalam tentang alam sekitar.Idealnya, pembelajaran sains digunakan sebagai wahana bagi siswa untukmenjadi ilmuwan, terutama siswa SD. Melalui pembelajaran sains di sekolah siswadilatih berpikir, membuat konsep ataupun dalil melalui pengamatan, dan percobaan.Namun ha tersebut berbeda dengan realita di lapangan masih terkendala untukmewujudkan idealita tersebut.Kajian ini bertujuan menggali bagaimana lingkungan pembelajaran lebihmenarik dengan memunculkan penggunaan pembelajaran inovatif melalui outbondsains sebagai sarana mewujudkan meaningful learning. Pada dasarnya, diskusi inidifokuskan pada kemanfaatan outbond dalam membelajarkan siswa menjadi manusiaseutuhnya, yang dapat menginternalisasikan dimensi spiritual ke dalam kegiatanbelajar siswa.A. PendahuluanPesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (ipteks) saat inimengakibatkan perubahan-perubahan di berbagai bidang kehidupan. Mulyasa (2008:9) mengemukakan bahwa pendidikan harus dapat memenuhi tuntutan dan kebutuhanmasyarakat, terutama dalam kaitannya dengan permasalahan-permasalahanperkembangan ipteks. Kesuksesan pendidikan anak Indonesia merupakan ujungtombak kemajuan bangsa Indonesia untuk dapat bersaing dengan negara lain.Realita proses pembelajaran di kelas tradisional, siswa kurang didorong untukmengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelasdidominasi oleh kegiatan belajar yang hanya mengarahkan siswa untuk menghafalinformasi saja, otak siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagaiinformasi. Siswa tidak dituntut untuk memahami dan menghubungkan informasi yangdiingatnya itu dengan kehidupan sehari-hari siswa. Pembelajaran dengan menerapkanpendekatan tersebut kurang mendorong siswa untuk dapat mengembangkankemampuan berpikir. Sebagaimana yang diungkapkan Mary (2002: 1) bahwaThinking outside the box is sometimes difficult when students and teachers areworking within the constraints of a traditional classroom. Students especiallyhave their outlooks limited by classroom walls because they often do not yethave a wide perspective on the potential for their actions to have civicconsequences.Saat ini pembelajaran yang dilakukan masih belum bermakna. Hal inisebagaimana diungkapkan Abdurrahman (2007: 100) bahwa selama mengikutipembelajaran di sekolah siswa jarang bersentuhan dengan pendidikan nilai yangberorientasi pada pembentukan watak dan kepribadian. Hal tersebut mengakibatkanpembelajaran kurang bermakna dan juga mengakibatkan siswa kurang termotivasiuntuk mempelajari sains yang ditunjukkan dengan sikap bosan mengikuti prosespembelajaran sehingga sains kurang berkesan dalam benak mereka (Martin, et al.,2005: 6). Oleh karena itu, perlu suatu pendekatan pembelajaran yang sesuai dengantahap perkembangan intelektual siswa dan dapat memberikan makna bagi siswauntuk dapat menjadi manusia seutuhnya. Pembelajaran dengan outbond sainsmemungkinkan siswa mengalami langsung konsep yang dipelajari sertamengembangkan penalaran logis dan mengajarkan siswa untuk menguasai nilai-nilaispiritual, emosional dan intelektual secara optimal. Hal itu dikarenakan materipembelajaran dapat dirangkum menjadi kegiatan yang dekat dengan pengalamansiswa dalam kesehariannya sehingga menjadi bermakna bagi kehidupan.B. Pembahasan1. Pembelajaran InovatifInovasi pendidikan (education innovation) adalah pembaharuan pendidikansecara parsial berskala sekolah atau kelas, dengan objek pembaharuan mengenai salahsatu komponen pendidikan (Sukardjo & Das Salirawati, 2008). Santyasa (2005: 5)menambahkan bahwa pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang lebih bersifatstudent centered, artinya pembelajaran yang lebih memberikan peluang kepada siswauntuk mengkontruksi pengetahuan secara mandiri (self directed) dan dimediasi olehteman sebaya. Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaraninovatif adalah pembaharuan pendidikan yang mengaktifkan siswa untukmeningkatkan kualitas pendidikan dengan menciptakan pembelajaran studentcentered.Menurut Marsaja (2007) keunggulan pembelajaran inovatif adalah: (1)Kualitas hasil belajar yang dicapai menjadi lebih tinggi; (2) Lingkup hasil belajarmenjadi lebih komprehensif; (3) Pembelajaran inovatif tidak saja menekankan padahasil belajar kognitif, tetapi juga hasil belajar proses dan sikap. Konsekuensinya tentuakan memerlukan waktu yang lebih lama karena dilakukan untuk mencapai banyakhasil belajar. Pembelajaran inovatif dengan metode yang berpusat pada siswa (studentcentered learning) juga memiliki keragaman model pembelajaran yang menuntutpartisipasi aktif dari siswa. Metode-metode tersebut diantaranya sebagai berikuta. Berbagi informasi (information sharing) dengan cara: curah gagasan(brainstorming), kooperatif, kolaboratif, diskusi kelompok (group discussion),diskusi panel (panel discussion), simposium, dan seminarb. Pembelajaran melalui pemecahan masalah (problem solving based learning)dengan cara: studi kasus, tutorial, dan lokakarya.c. Belajar dari pengalaman (experience based) dengan cara: simulasi, bermainperan (roleplay), permainan (game), dan kelompok temu;Salah satu metode alternatif yang saat ini sedang digemari dan diyakini lebih berhasildari kegiatan ceramah adalah pendidikan luar ruang (outbound education), yang saratdengan permainan yang menantang, mengandung nilai-nilai pendidikan, danmendekatkan siswa dengan alam.2. Meaningful LearningDunia pendidikan saat ini sering lebih menitikberatkan pada bagaimanamengembangkan kecerdasan kognitif sehingga terjebak pada rasional oriented danmelepaskan orientasi irrasional maupun metafisik, semacam spiritual, dan konsep diriyang dianggap sebagai penghambat. Keadaaan yang demikian mengakibatkanpembunuhan karakter yang dimiliki siswa dari sebuah kesatuan dalam dimensikediriannya. Menurut Abdurrahman (2007: 74) proses pembelajaran meliputikeseluruhan unsur baik kognitif, afektif dan psikomotorik. Apabila prosespembelajaran tidak berjalan secara simultan maka akan terjadi split personality (diriyang terpisah) pada setiap siswa.Gejala split personality ini tampak dalam perjalanan dunia pendidikan kita,tak terkecuali pendidikan sains. Hal ini menjadi tantangan bagi para guru untukmengupayakan bagaimana melakukan pembelajaran yang menitikberatkan padaproses penyempurnaan manusia atau memanusiakan manusia (to be human) danmengartikan hidup (enoble life). Spiritualisme yang dilaksanakan dalam pendidikanberorientasi praktik riil seorang guru dan siswa untuk menyempurnakan prosesmenuju kematangan hidupnya. Pada akhirnya yang diinginkan adalah dimensispiritual yang mapan dalam diri setiap siswa. Siswa tidak hanya mamapu menangkappesan lahiriah dari apa yang ia pelajari, namun lebih dari itu siswa juga mampumemproyeksikan pesan esoterik dari setiap teori yang ia pelajari.Pendidikan adalah proses interaksi antara siswa dengan dirinya sendiri(konsentris), siswa dan alam sekitar (horisontal) dan interaksi siswa dengan Allah swt(vertikal), tetapi banyak metode pengajaran kita yang memisah-misahkan ketigainteraksi tersebut. Oleh karena itu guru hendaknya menyadari pentingnyapembelajaran yang bermakna dengan menciptakan keseimbangan antara guru, siswa,dan lingkungan. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan memahami dan menerapkanberbagai metode atau model mengajar semisal CTL, Cooperative learning, Quantumlearning, quantum teaching, accelerated learning dan sebagainya.Menurut Bartlet pembelajaran lebih bermakna adalah proses pembelajaranyang membangun makna (input), kemudian prosesnya melalui struktur kognitifsehingga akan berkesan lama dalam ingatan/memori (terjadi rekonstruksi). Sementaraitu, menurut John Dewey, pembelajaran sejati adalah lebih berdasar padapenjelajahan yang terbimbing dengan pendampingan daripada sekedar transmisipengetahuan. Pembelajaran merupakan individual discovery. Hal tersebut senadadengan pendapat Burton (1962: 25) bahwa “Learning is experience”. Pengalamanmerupakan sumber dari pengetahuan, nilai dan keterampilan. Pendidikan memberikankesempatan dan pengalaman dalam proses pencarian informasi, menyelesaikanmasalah dan membuat keputusan bagi kehidupannya sendiri(www.bocahkecil.info/belajar-bersama-alam.html).Metode belajar inovatif yaitu outbond sains dapat menjadi salah satu saranayang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan pertumbuhan fisik danperkembangan mental siswa seutuhnya sehingga terwujud pembelajaran yangbermakna. Artinya, siswa mampu membangun fisik dan mentalnya dengan belajarsambil bermain karena melalui permainan outbond sains akan terbangun suasanayang lepas, bebas, menyenangkan dan atraktif serta memberi makna dalam belajarsiswa..3. Outbond SainsAlam kaya akan pengetahuan. Hal yang tidak dapat siswa pelajari di dalamruangan, dapat siswa dapatkan di luar ruangan, sehingga siswa dapat belajar membuatkesimpulan dan menguji apa yang diterimanya di kelas. Terdapat tiga tahapan yangdapat dilakukan siswa untuk memudahkan masuknya informasi, yaitu mendengar,menulis atau menggambar lalu melihat dan melakukan percobaan sendiri. Misalnya,belajar tentang bunga, siswa dapat mengeksplorasi bunga misal macam-macam warnamahkota bunga, adanya putik dan benang sari, dan sebagainya. Guru hendaknyadapat mengajak siswa untuk melakukan observasi di lapangan misalnya mengamati,menyentuh atau meraba dan menganalisa. Sebagai contoh siswa melakukan observasiuntuk mengenal bagian dari tumbuhan, misalnya daun, akar, batang, kelopak, dansebagainya. Tak hanya itu, guru juga memaparkan pada siswa masing-masingfungsinya dan bentuknya yang beragam sehingga siswa belajar mengenal apa yangada di alam melalui semua inderanya.Pembelajaran sains dengan memanfaatkan lingkungan dapat dilakukan dengancara membawa lingkungan ke dalam kelas, seperti: menghadirkan nara sumber untukmenyampaikan materi di dalam kelas. Agar penggunaan lingkungan sebagai sumberbelajar berjalan efektif, maka perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasiserta tindak lanjutnya. Di samping itu pemanfaatan lingkungan dapat ditempuhdengan cara melakukan kegiatan dengan membawa siswa ke lingkungan, sepertisurvey, karyawisata, berkemah, praktek lapangan dan sebagainya.Outbond adalah suatu program pembelajaran di alam terbuka yangberdasarkan pada prinsip experiential learning (belajar melalui pengalamanlangsung) yang disajikan dalam bentuk permainan, simulasi, diskusi dan petualangansebagai media penyampaian materi. Artinya dalam program outbond tersebut siswasecara aktif dilibatkan dalam seluruh kegiatan yang dilakukan. Dengan langsungterlibat pada aktivitas (learning by doing) siswa akan segera mendapat umpan baliktentang dampak dari kegiatan yang dilakukan, sehingga dapat dimanfaatkan sebagaibahan pengembangan diri setiap siswa dimasa mendatang. Hal tersebut juga dapatdiartikan bahwa proses belajar dari pengalaman (experiental learning) denganmenggunakan seluruh panca indera (global learning) yang nampaknya rumit,memiliki kekuatan karena situasinya “memaksa” siswa memberikan respon spontanyang melibatkan fisik, emosi, dan kecerdasan sehingga secara langsung mereka dapatlebih memahami diri sendiri dan orang lain.Outbond juga dikenal dengan sebutan media outbond activities. Outbondmerupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru disekolah. Dengan konsep interaksi antar siswa dan alam melalui kegiatan simulasi dialam terbuka. Hal tersebut diyakini dapat memberikan suasana yang kondusif untukmembentuk sikap, cara berfikir serta persepsi yang kreatif dan positif dari setiapsiswa guna membentuk jiwa kepemimpinan, kebersamaan/teamwork, keterbukaan,toleransi dan kepekaan yang mendalam, yang pada harapannya akan mampumemberikan semangat, inisiatif, dan pola pemberdayaan baru dalam suatu sekolah.Melalui simulasi outdoor activities ini, siswa juga akan mampumengembangkan potensi diri, baik secara individu (personal development) maupundalam kelompok (team development) dengan melakukan interaksi dalam bentukkomunikasi yang efektif, manajemen konflik, kompetisi, kepemimpinan, manajemenresiko, dan pengambilan keputusan serta inisiatif. Adapun tujuan outbond menurutAdrianus dan Yufiarti (http://widhoy.multiply.com) tujuan outbond adalah untuk:a. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri siswa.b. Berekspresi sesuai dengan caranya sendiri yang masih dapat diterimalingkungan.c. Mengetahui dan memahami perasaan, pendapat orang lain dan memahamiperbedaan.d. Membangkitkan semangat dan motivasi untuk terus terlibat dalamkegiatan-kegiatan.e. Lebih mandiri dan bertindak sesuai dengan keinginan.f. Lebih empati dan sensitif dengan perasaan orang lain.g. Mampu berkomunikasi dengan baikh. Mengetahui cara belajar yang efektif dan kreatif.i. Memberikan pemahaman terhadap sesuatu tentang pentingnya karakteryang baik.j. Menanamkan nilai-nilai yang positif sehingga terbentuk karakter siswamelalui berbagai contoh nyata dalam pengalaman hidup.k. Membangun kualitas hidup siswa yang berkarakter.l. Menerapkan dan memberi contoh karakter yang baik kepada lingkungan.Kegiatan outbond sains merupakan kegiatan belajar sambil bermain atausebaliknya. Menurut Vygotsky (Tedjasaputra, 2001: 10) bermain mempunyai peranlangsung terhadap perkembangan kongnisi seorang anak dan berperan penting dalamperkembangan sosial dan emosi anak. Menurut Heterington dan Parke(Moeslichatoen, 1999: 34), bermain juga berfungsi untuk mempermudahperkembangan kognitif anak. Belajar sambil bermain akan memungkinkan anakmeneliti lingkungan, mempelajari segala sesuatu dan memecahkan masalah yangdihadapinya. Bermain juga meningkatkan perkembangan sosial anak serta untukmemahami peran orang lain dan menghayati peran yang akan diambilnya setelah iadewasa kelak.Dworetzky (Moeslichatoen, 1999: 34) mengemukakan bahwa fungsi bermaindan interaksi dalam permainan mempunyai peran penting bagi perkembangankognitif dan sosial siswa. Jadi berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapatdisimpulkan bahwa manfaat bermain tidak saja dapat meningkatkan perkembangankognitif dan sosial, tetapi juga perkembangan bahasa, disiplin, perkembangan moral,kreativitas, dan perkembangan fisik siswa.Outbond sains akan menyajikan pembelajaran aktif dan menyenangkansehingga siswa tidak cepat jenuh dan bosan dalam proses pembelajaran. Suasanakegiatan outbond sains yang menarik dan menyenangkan akan mempermudah siswadalam pemahaman konsep sains, dan dapat meningkatkan perkembangan psikomotordan afektif siswa, serta menjadikan pembelajaran akan lebih bermakna. Selain itu,terdapat keuntungan-keuntungan pembelajaran dengan menggunakan outbond sainsberdasarkan uraian di atas antara lain yaitu.a. Membuat proses pembelajaran berpusat pada siswa yang menjadikan prosesbelajar menyangkut semua aspek yang memungkinkan siswa berkembang sebagaiindividu yang dapat berfungsi secara menyeluruh.b. Memungkinkan siswa membentuk self concept sehingga siswa dapat mengenaldirinya sendiri lebih baik, yaitu mengenal kelebihan dan kekurangan dirinya.c. Melatih siswa untuk mengkonstruk konsep dari pengalaman-pengalamannya yangmenyenangkand. Mengembangkan bakat-bakat siswae. Mencegah siswa belajar hanya pada tingkat verbal sajaf. Belajar secara bermain memberi waktu kepada siswa untuk mengasimilasi danmengakomodasi informasi.Pendekatan outbond cocok diterapkan karena adanya perbedaan-perbedaanindividu dalam kelas. Pada pendekatan ini, siswa diberi rangsangan untukmenemukan konsep yang akan dipelajari dengan dibimbing oleh guru. Adapunkelemahan dari pembelajaran dengan outbond sains yaitu:a. Waktu yang digunakan relatif lama.b. Membutuhkan peralatan dan sumber belajar yang beragam.c. Tenaga yang dibutuhkan lebih banyak.d. Ide permainan dan memberi makna pada tiap konsep memerlukan kreativitas danperhatian yang lebih dari guru.Prosedur mempersiapkan pembelajaran dengan outbond sains siswa(experiental learning) menurut Oemar Hamalik (2003: 47)adalah sebagai berikut:a. Guru merumuskan dengan teliti pengalaman belajar yang direncanakan untukmemperoleh hasil yang potensial atau memiliki alternatif hasil.b. Guru berusaha menyajikan pengalaman yang bersifat menantang dan memotivasi.c. Siswa dapat bekerja secara individual, tetapi lebih sering bekerja dalamkelompok-kelompok kecil.d. Para siswa ditempatkan dalam situasi-situasi pemecahan masalah yang nyata.e. Para siswa secara aktif berperan serta dalam pembentukan pengalaman membuatkeputusan sendiri dan memikul konsekuensi atas keputusan-keputusan tersebut.Menurut Gordon dan Browne (Moeslichatoen, 1999: 57-58) terdapat beberapaaspek yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan dan peralatan outbond sainsyaitu antara lain:a. Memilih bahan untuk kegiatan bermain yang mengundang perhatian semua siswa,yakni bahan-bahan yang dapat memuaskan kebutuhan, menarik minat, danmenyentuh perasaan mereka.b. Memilih bahan yang multi guna yang dapat memenuhi bemacam tujuanpengembangan seluruh aspek perkembangan siswa.c. Memilih bahan yang dapat memperluas kesempatan siswa untukmenggunakannya dengan bermacam cara.d. Memilih bahan yang mencerminkan karakteristik tingkat usia kelompok siswa.e. Memilih bahan harus sesuai dengan filsafat dan napas kurikulum yang dianut.f. Memilih bahan yang mencerminkan kualitas rancangan dan keterampilan kerja.g. Memilih bahan dan peralatan yang tahan lama.h. Memilih bahan-bahan yang dapat dipergunakan secara fleksibel dan serba guna.i. Memilih bahan yang mudah dirawat dan diperbaiki.j. Memilih bahan yang mencerminkan peningkatan budaya kelompok.k. Memilih bahan yang tidak membedakan jenis kelamin dan meniru-niru.Pembelajaran berdasarkan pengalaman ini menyediakan suatu alternatifpengalaman belajar bagi siswa yang lebih luas daripada pendekatan yang diarahkanoleh guru kelas. Strategi ini menyediakan banyak kesempatan belajar secara aktif,personalisasi dan kegiatan-kegiatan belajar yang lainnya bagi para siswa untuk semuatingkat usia. Pembelajaran dengan outbond ini guru dapat menginternalisasikandimensi spiritual ke dalam kegiatan belajar siswa, agar apa yang siswa pelajari dapatmendekatkan siswa kepada Allah swt (Sang Pencipta).Adapun hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam kegiatan pembelajaran iniadalah:1) Menentukan bentuk kegiatan yang akan dipakaiKegiatan outbond ini dapat divariasi sendiri oleh guru. Misalnya: dalam satumateri dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, seperti dalam tema yang lain àlingkungan. Siswa di pos I à sayangi aku (mempelajari tanaman dan praktekmenanan dan merawatnya), pos 2à opera sampah (siswa memperagakan dalambentuk drama singkat/spontan dan guru menjelaskannya), pos 3 à sampah(mengenal sampah dan cara memanfaatkannya, dapat juga dengan praktek), pos 4dilanjutkan dengan pemaknaan terhadap bahaya sampah dalam kehidupan kita,dsb.2) Menentukan waktu pelaksanaan kegiatan.Kegiatan outbond ini dapat dilaksanakan dalam pembelajaran atau dapat jugadilaksanakan di luar jam pelajaran.3) Menentukan rute perjalananOutbond ini dapat dilakukan satu kelas bersama-sama dengan sistemkompetisi dan dapat juga dilakukan dengan giliran kelompok/rooling, hal tersebutdisesuaikan dengan kemampuan dan jumlah guru. Outbond dapat menggunakanrute di sekitar sekolahan atau di lingkungan warga sekitar. Pembelajaran ini jugadapat dilakukan hanya dengan berpindah pos saja.( a) (b)Gambar 1. Skema Rute Pos Outbond: (a) jika terdapat dua guru; (b) jika hanyasatu orang guru4) Mempersiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan di tiap pos.a. Jika menggunakan sistem kompetisi: semakin banyak kelompok yangdibentuk maka peralatannya semakin banyak.b. Jika menggunakan sistem roling: peralatan yang dibutuhkan sedikit.5) Menentukan dan mempersiapkan petugas posJika dalam bentuk rolling maka diperlukan lebih banyak penjaga pos daripadadengan sistem kompetisi. Tiap penjaga pos dipersiapkan untuk dapat mengisi posyang dipegangnya. Untuk menyamakan persepsi tema yang akan diajarkan makaperlu diadakan briefing.Pos2Pos1Pos31Setelah semua persiapan selesai maka tahap selanjutnya pelaksanaan kegiatanoutbond1) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.2) Guru menjelaskan tentang benda dan sifatnya:3) Guru menjelaskan aturan permainan Outbond.Berikut merupakan contoh implementasi pembelajaran inovatif denganmemanfaatkan outbond sains dalam rangka meningkatkan meaningful learning.POS I à Roket BalonBahan dan alat: balon dengan soal tantanganselotipbenang kasur yang terjulur hingga garis finishsedotanCara bermain:a) Di garis start telah tersedia balon dengan soal tantangan, selotip, benangkasur yang terjulur hingga garis finish, dan sedotan. Gunakanlah alatalatini dengan baik.b) Bantuan awal: Sedotan dimasukkan ke dalam benang kasur.c) Diskusikan cara agar balon dan soal dapat diterima oleh teman kalian diseberang (jarak 2-3 meter).d) Setelah balon diterima, kerjakanlah soal dan serahkan 10 menitkemudian kepada petugas pos.e) Kerjakan dengan baik semoga kalian termasuk orang-orang yangberuntung.Kunci: Balon bisa terbang lho....Lembar pertanyaan yang diletakkan ke dalam balon:a) Selain terdapat soal, benda apa yang kalian tiupkan ke dalam balonhingga balon menggelembung?b) Menurut kalian, bagaimanakah bentuk benda tersebut di dalam balon?Apakah bentuknya berubah jika udara dimasukkan ke dalam plastik?c) Dapatkah kalian merasakan udara yang ada di sekitarmu?d) Dapatkah kalian melihatnya dan dapatkah kalian memegangnya?e) Apa yang kalian rasakan ketika melepas balon? Dan mengapa balonyang dilepas dapat berlari dengan kencang?f) Sebutkan sifat-sifat benda gas dalam permainan ini?g) Sebutkan manfaat benda gas dalam kehidupan sehari-hari!Setelah kegiatan outbond, guru bersama siswa membahas kembali apayang telah dilaksanakan. Metode yang digunakan yaitu metode diskusi, dimanaakan diperoleh pendapat yang berbeda dan bervariasi antara siswa yang satudengan yang lainnya. Guru bertugas memfasilitasi dalam menyisipkan makna(misal pesan moral, sikap dan kerjasama).Misal sebagai contoh dalam kegiatan iniyaitu: Udara yang ada di dalam balon memberikan tekanan sehingga ketikadilepaskan balon dapat berlari menuju ke ujung benang yang lain. Udaramerupakan benda gas yang mempunyai sifat bentuknya berubah-ubah sesuaidengan tempatnya, udara dapat memberikan tekanan, udara tidak terlihat dan takdapat dipegang namun bisa dirasakan, dan udara ada di mana-mana/ada di sekitarkita. Semakin banyak udara dalam balon maka balon juga akan tampak besar dantekanannya juga besar. Tekanan besar maka larinya semakin cepat à artinyadalam kehidupan ini kita harus mengisi kehidupan kita (seperti balon) denganmenambah wawasan, akhlak yang baik, dan keterampilan-keterampilan, selain itukita juga harus memupuk semangat, motivasi dan kemauan yang besar agar kitaakan dapat berlari dengan cepat untuk mencapai cita-cita. Kemudian siswadiarahkan pada pemanfaatan apa yang sedang dipelajari dengan kehidupanmereka sehingga menjadi orang yang pandai bersyukur. Sebagai contoh: Udaradapat dimanfaatkan untuka. Mengisi ban kendaraan à tanyakan kepada siswa berapa banyak udara yangdi masukkan ke dalam ban kendaraan (sedikit/banyak?) dan dapatkah udaradalam ban-ban tersebut mengangkat 50 orang? Dan berilah tanggapan padasiswa bahwa: meskipun udara yang kita berikan pada ban sedikit, akan tetapiudara memberikan tekanan pada ban sehingga ban menjadi keras dan dapatdigunakan kendaraan seperti bus untuk mengangkut 50 orang atau lebih.(jangan menganggap hal yang sepele, karena hal yang sepele kadang adalahsesuatu yang besar pengaruhnya bagi kehidupan).b. Bernafas à tanyakan dari manakah udara yang kita hirup? Bagaimanakahketika hidungmu mampet? bayarkah kita untuk menghirup udara disekitarkita? Hitunglah berapa banyak tabung gas yang kita perlukan untuk bernafashingga hari ini? Siapakah yang menciptakan udara? Dan berikanlah tanggapanpada siswa bahwa: kita dapat bebas bernafas, menghirup udara sebebasbebasnyadimanapun kita berada, diberi nikmat kesehatan sehingga dapatbernafas dengan baik Gratis dan jika kita harus bernafas dengan tabung gasmaka berapa uang yang akan dikeluarkan hingga kita hidup sampai hari ini.Ini adalah karunia Allah swt. Bersyukurlah atas segala nikmatNya.c. Membantu pembakaran.Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa outbondmerupakan salah satu metode yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir,keterampian sosial, life skill, kemampuan spiritual dan sikap siswa Prinsip“experiential learning“ (belajar melalui pengalaman langsung) pada kegiatan outdoorini, siswa akan mampu mengembangkan potensi diri, baik secara individu (PersonalDevelopment) maupun dalam kelompok (Team Development). Melalui outbond,siswa secara aktif dilibatkan dalam seluruh kegiatan yang dilakukan.dan langsungberinteraksi dengan alam untuk mengenal Allah swt (Sang Pencipta) dan mencintailingkungan .tempat hidupnya. Banyak orang yang mengetahui bahwa teknik tersebutdapat mengembangkan potensi siswa dan memberikan lingkungan belajar yangkreatif dan menyenangkan, akan tetapi guru jarang memanfaatkan outbond dalampembeajaran secara formal. Padahal jika outbond ini dilakukan maka akan diperoehkemanfaatan yang uar biasa. .Daftar PustakaAbdurrahman. (2007). Meaningful learning re-invensi kebermaknaan pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Burton, William H. 1962. The guidance of learning activity. New York: Appleton-Century-Crofts, Inc.http://widhoy.multiply.com/journal/item.15/definisi_dan manfaat outbond. diaksespada tanggal 6 Januari 2009.http://marsaja.wordpress.comI Wayan Santyasa. (2005). Model pembelajaran inovatif dalam implementasi KBK,Makalah Penataran Guru-Guru SMP, SMA, dan SMK se- KabupatenJembrana Juni-Juli 2005. Jembrana: FMIPA IKIP Negeri Singaraja.Martin, et.al. (2005). Teaching science for all children: inquiry methods forconstructing understanding-3rd edition. Pearson education. Inc.Mary, et.al. (2002). Linking universities and k-12 through design of outdoor learningenvironment. Paper ini dipubikasikan di J. Chambers (Ed.). (2002).Selected Papers from the 13 International Conference on College Teachingand Learning, (pp. 65-74) diakses dari www.glenninstitute.org.pdf padatanggal 22 Januari 2009.Moeslichatoen, R. (1999). Metode pengajaran di taman kanak-kanak. Jakarta: PenerbitRineka Cipta.Mulyasa. (2008). Implementasi KTSP Kemandirian guru dan kepala sekolah. Jakaerta:Bumi Aksara..Oemar Hamalik. (2003). Pendekatan baru strategi belajar mengajar berdasarkanCBSA. Bandung: penerbit Sinar Baru Algesindo Bandung.Sukardjo&Das Salirawati. Pembelajaran sains (IPA) terpadu yang kreatif danmenyenangkan, Makalah Seminar Nasional Program Studi Pendidikan SainsProgram Pascasarjana UNY, 8 Oktober 2008. Yogyakarta: Program StudiPendidikan Sains PPs UNY.Tedjasaputra, Mayke S. (2001). Bermain mainan dan permainan untuk pendidikan usiadini. Jakarta: Grasindo.www.bocahkecil.info/belajar-dengan-alam.html